Denpasar-Bali, timme–Sabtu 25 Mei 2019 di Makorem 163/Wira Satya dan di kediaman Komandan Korem 163/Wira Satya dilaksanakan kegiatan Hari Raya Tumpek Landep yang dipuput (dipimpin) oleh Pinandita Jero Mangku Pelda Wayan Suardika dan Jero Mangku Pelda Ketut Suparmita dan dibantu oleh Staf Bintal Korem 163 dengan beberapa Umat Hindu Perwakilan Ibu-Ibu Persit Makorem.
Kabintal Korem 163/Wira Satya Kapten Caj I Ketut Teken menjelaskan Hari Raya Tumpek Landep yang datang setiap 210 hari tersebut jatuh setiap Saniscara Kliwon atau Hari Sabtu Wuku Landep.
Pemujaan dilakukan kepada Ida Shang Hyang Ciwa Pasupati sebagai Dewanya Taksu. Dalam kegiatan tersebut dilakukan upacara terhadap alat-alat seperti kris, tombak dan benda-benda yang dibuat oleh manusia yang berbahan besi.
Sementara itu kegiatan Hari Raya Tumpek Landep di Korem 163/Wira Satya dengan mengupakarai benda-benda atau peralatan yang ada yang di Makorem seperti kendaraan dinas dan juga persenjataan.
“Semua ini lakukan sebagai wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa agar semua peralatan yang kita miliki dapat mendukung tugas-tugas kita sebagai Prajurit TNI.”
Lebih dari itu makna Tumpek Landep memberikan filosofi agar kita sebagai umat manusia semakin terasah dan tajam dalam pola pikir dan tindakan yang didasari atas kebenaran.
Sekilas memahami Tumpek Landep
Hari raya Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata (Pasupati).
Tumpek Landep diperingati saat Saniscara Kliwon Wuku Landep setiap 6 bulan atau 210 hari sekali.
Pelaksanaan upacara Tumpek Landep yang dilaksanakan di Bali karena mengandung hakekat dan makna yang tinggi dan sangat berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia terutama mengenai intelegensi manusia, karena manusia itu sendiri adalah termasuk makhluk religius yang selalu berhubungan dengan kekuatan supra natural.
Dari kata Landep sendiri mengandung pengertian tajam atau ketajaman. Tumpek Landep adalah ungkapan rasa terima kasih Umat Hindu khususnya di Bali terhadap Ida Sang Hyang Widi Wasa yang turun ke dunia dan memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia. Adapun ketajaman itu layaknya senjata yang berbentuk lancip atau runcing seperti keris, tombak dan pedang.
Dalam pengertian lain bahan logam seperti besi, perak, perunggu tersebut sudah banyak membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari hari. Hari Raya Tumpek Landep sendiri adalah rangkaian dari Hari Raya yang lain dan bila diurutkan akan seperti ini : Hari Raya Galungan, Hari Raya Kuningan, Hari Raya Saraswati dan Har Raya Tumpek Landep itu sendiri.
Dalam perayaan Tumpek Landep sendiri bisa dilakukan di rumah, di perkantoran dan Pura dengan cara mengumpulkan benda benda pusaka atau benda yang terbuat dari logam, upacara ini dilakukan dari pagi hingga sore hari.
Upacara ini terus dilakukan secara turun temurun sampai saat ini, dimana pada masa sekarang tidak hanya senjata yang terbuat dari besi namun barang atau alat lain yang mengandung unsur besi atau benda dapat bergerak terbuat dari logam seperti sepeda motor, mobil, alat rumah tangga dan lain lain yang ikut diupacarakan diberikan hiasan khusus dari janur. Saat upacara berlangsung benda’benda yang terbuat atau mempunyai unsur logam ini diberikan sesajen agar dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan manusia untuk menjalani kehidupan sehari hari.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Hari Raya Tumpek Landep adalah hari raya mengandung arti permohonan, ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kemudahan, rahmat dan ketajaman pikiran, di hari ini juga manusia dan Umat Hindu khususnya di Bali diajarkan agar dapat mempergunakan dan memanfaatkan benda yang terbuat dari logam untuk kesejahteraan dan kemakmuran dalam menjalankan kehidupan.
Bali adalah suatu daerah yang kental sekali perpaduan unsur budaya, adat istiadat, maupun kepercayaan, sehingga ketika anda datang ke Bali bukan hanya bisa menyaksikan berbagai keindahan alam yang mewujud dalam pantai, laut, gunung, lembah, sungai, namun juga keunikan dan kekhasan lainnya dari masyarakat yang ada disini. Salah satunya, kalau bertepatan waktunya, anda bisa menyaksikan upacara pada Hari Raya Tumpek Landep ini. (*)
[Ida Bagus]