Pemkab TTU lakukan kegiatan rembuk stunting tingkat kabupaten

Kefamenanu,TIMME–Tak henti-hentinya Pemkab TTU terus berupaya menekan penurunan angka stunting. Hal ini terlihat saat Pemkab TTU kembali melakukan kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten TTU, berlangsung diaula Victory, Selasa(31/05/2022).

Bupati TTU, Drs.Juandi David dalam sambutan tertulisnya yang di bacakan Asisten Tata Praja Setda TTU, Yosef Kuabib mengungkapkan kegiatan rembuk Stunting ini memiliki arti penting dalam rangka mempercepat penurunan angka penderita stunting di kabupaten TTU sehingga dibutuhkan komitmen dan kolaborasi dari semua stakeholder dalam penanggulangan masalah Stunting.

Ia mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu aksi dari delapan aksi konvergensi stunting, dimana merupakan salah satu cara terbaik dalam menemukan formula penanganan terbaik, yang paling sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing”,

“Rembuk berarti berunding, membicarakan sesuatu. Maka Rembuk Stunting, berarti kita berdiskusi dan sharing mengenai masalah Stunting guna mencari solusi secara bersama-sama”, ungkapnya.

Lanjutnya, kunci pencegahan dan penanganan kasus Stunting adalah 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun, baik melalui intervensi gizi spesifik maupun intervensi sensitif perlu terus diupayakan.

“Terkait hal ini saya minta, intervensi tidak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan, tetapi juga oleh sektor lain. Karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh faktor non kesehatan”, jelasnya.

Ia menekankan dalam penangulangan masalah Stunting, pemantauan status gizi kelompok rentan harus menjadi perhatian bersama dengan dilakukan langkah pengendalian pencegahan seperti perlu adanya integrasi program untuk menjaga gizi seimbang, pengamanan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan, penyediaan layanan rutin gizi ibu,bayi dan balita, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dalam tata laksana gizi kurang, serta penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi.

Dirinya berharap agar apa yang dirancang, disepakati dan menjadi keputusan bersama ini, benar-benar dilaksanakan oleh kita semua, demi terciptanya generasi Timor Tengah Utara, yang cerdas, sehat jasmaní dan rohani serta berkarakter.

Untuk diketahui, angka pravelensi stunting di kabupaten TTU sesuai laporan Dinas Kesehatan Kabupaten TTU pada awal tahun 2019 mencapai 52,8% namun dengan kolaborasi bersama dengan melakukan intervensi gizi dan 8 aksi konvergensi stunting, angka pravelensi stunting pada tahun 2021 turun menjadi 25,3%.

Namun upaya keras dan komitmen pemkab TTU masih harus dilakukan karena angka 25,3% masih cukup tinggi dari target nasional. Tahun ini secara nasional dan provinsi, target penurunan angka Stunting sebesar 10%.(Tim)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *