KEFAMENANU, TIMME – Satgas Yonkav 6/Naga Karimata menggelar acara simbolis peletakan batu pertama untuk memulai pembangunan ulang Jembatan Gantung yang menghubungkan perbatasan RI-RDTL. Jembatan ini mengalami kerusakan berat akibat badai seroja pada tahun 2021 lalu.
Acara yang berlangsung dihadiri oleh Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata, Letkol Kav Ronald Tampubolon, serta perwira staf dan tokoh masyarakat termasuk Camat Miomaffo Barat dan Tobu beserta dua kepala desa, Kades Noefesu Yoseph Mamo dan Kades Bonle’u Yumedin Fobia.
Jembatan yang pertama kali dibangun pada tahun 2020 ini akan dibangun kembali dengan nama Jembatan Naga Karimata, mengambil nama dari satuan Yonkav 6/Naga Karimata yang bermarkas di Kota Medan, Sumatera Utara.
Naga Karimata sendiri dipilih sebagai simbol karena dalam cerita rakyat Kesultanan Deli, Naga Karimata melambangkan pelindung bagi Putri Hijau, mirip dengan peran jembatan ini sebagai penghubung yang melindungi warga kedua desa di sepanjang sungai kaki Gunung Mutis.
Acara dimulai dengan doa oleh Romo Ignasius Kabosu, Pr. yang diikuti dengan peletakan batu pertama oleh Dansatgas Letkol Kav Ronald Tampubolon, dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa Jembatan Naga Karimata akan menjadi ikon penghubung antara Kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan) dan TTU (Timor Tengah Utara), Provinsi NTT.
“Jembatan Naga Karimata yang akan dibangun ini diharapkan, selain membantu akses masyarakat melintasi sungai, juga akan menjadi objek wisata baru bagi kedua Kabupaten,” ujarnya, Senin (15/07/2024).
Acara ini ditutup dengan komitmen bersama untuk melanjutkan pembangunan jembatan dengan dukungan teknis dari Vertical Limit Indonesia (VRI) Bandung.
Ia menyampaikan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk pemerintah kecamatan, desa, dan warga kedua desa yang turut hadir dalam acara ini.