Dukung pengembangan PTS, Undana dan ITAF jalin kerjasama

KUPANG, TIMME–Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang dan Yayasan Pendidikan Feku Flobamora (YPFF) dalam rangka mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Nusa Tenggara, menjalin kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan khususnya pengembangan kelembagaan untuk mendukung operasional Institut Teknologi Alberth Foenay (ITAF) yang telah didirikan oleh pihak YPFF.  Kerjasama ini dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman Bersama (NKB) yang ditanda-tangani pada awal Tahun 2021 oleh  Rektor Universitas Nusa Cendana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D.,  dan Pembina Yayasan Pendidikan Feku Flobamora (YPFF) Drs Alberth E. Foenay,.

Pembina Yayasan YPFF, Drs. Alberth E. Foenay  mengatakan bahwa kerjasama yang dilakukan berlandaskan pada itikad baik, saling percaya, dan berkelanjutan dalam rangka turut memberikan kontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Nusa Tenggara Timur, khususnya dukungan dari pihak UNDANA kepada pihak YPFF yang telah mendirikan lembaga pendidikan tinggi yang diberi nama Institut Teknologi Alberth Foenay (ITAF).

Selanjutnya disampaikan bahwa, Nota Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tahun 2021 dan dapat diperpanjang atau diakhiri berdasarkan kesepakatan bersama yang dibuat secara tertulis.

Drs. Alberth E. Foenay dalam keterangannya mengatakan bahwa, secara pribadi dan lembaga, sangat beryukur kepada Tuhan dengan adanya kerjasama ini,  dan juga sangat berterima kasih kepada Bapak Rektor Undana Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D. beserta jajarannya yang  dengan tangan terbuka dan support yang luar biasa untuk mendukung penyelenggaraan Institut Teknologi Alberth Foenay (ITAF).

Karena baginya, ITAF seumpama manusia baru saja dilahirkan sehingga membutuhkan seorang ibu untuk menolongnya dalam pertumbuhan dan perkembangan, dan dalam hal ini UNDANA sebagai perguruan tinggi negeri di NTT menunjukkan kepeduliannya.

Untuk tahap awal ini, ITAF membutuhkan pendampingan dari dosen-dosen UNDANA untuk membantu kami dalam hal pengembangan kelembagaan, baik di tingkat Institut maupun di tingkat program studi, kemudian menyangkut dengan pengembangan kurikulum dll, karena saya hanya punya semangat namun ketrampilan ada pada tenaga trampil di UNDANA”  ujarnya.

Foto: Sebagian Mahasiswa ITAF Angkatan Pertama 2020/2021

Drs. Alberth E. Foenay menjelaskan bahwa Institut Teknologi Alberth Foenay (ITAF) yang dibentuk oleh YPFF telah mendapatkan Ijin penyelenggaraan perguruan tinggi telah diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 639/M/2020 Tanggal 10 Juli 2020 sehingga ITAF resmi berdiri sebagai perguruan tinggi di Indonesia.

Rektor ITAF, Kristomus Boimau, ST., MT.,  ketika ditanya mengenai ITAF, menjelaskan bahwa Institut Teknologi Alberth Foenay adalah institut teknologi pertama dan satu-satunya di NTT yang menyelenggarakan pendidikan akademik sarjana (S1) bidang keteknikan. ITAF menyelenggarakan tiga program studi keteknikan yakni:  Teknik Lingkungan, Teknik Mesin dan Informatika. Penerimaan mahasiswa angkatan pertama telah dilakukan pada tahun akademik 2020/2021, dan saat ini sementara dilakukan penerimaan untuk calon mahasiswa Tahun Akademin 2021/2022.

Menururnya, Kekhasan program studi di di ITAF dibanding prodi-prodi lainnya adalah: Teknik lingkungan, memberikan penekanan pada kajian mengenai sanitasi dan penyediaan air bersih yang merupakan masalah urgen di NTT sebagai daerah semi-ringkai kepulauan.  Teknik Mesin, memberikan fokus pada kajian mengenai mesin untuk pengembangan energi terbarukan untuk kelistrikan (tenaga surya, angin, micro hidro dll) dan mesin untuk mendukung produksi hasil pertanian di NTT.  Informatika, Arah keilmuan yang akan dikembangkan Prodi ini terletak pada arah pengembangan informatika untuk pengembangan enterprise resource planning.

Foto: Kampus ITAF di Jl. Antanof No. 1 Kelurahan Penfui Kota Kupang.

Mengenai tenaga dosen, saat ini ITAF telah memiliki dosennya sendiri dengan latar belakang pendidikan strata-2 tamatan dari perguruan ternama di Indonesia, dan juga setalah kerjasama dengan UNDANA maka dosen-dosen UNDANA yang berkompeten dapat mendukung perkuliahan di ITAF sebagai dosen luar biasa. Dari segi sarana dan prasarana di jelaskan bahwa, ITAF memiliki kampus sendiri di Jl. Antanov No. 1 Penfui Kota Kupang (Gedung 3 lantai).

Kampus ini ditunjang dengan ruang kuliah  yang representatif, ruang lab komputer, bengkel/ workshop, WiFi gratis bagi warga kampus, peralatan pendukung untuk praktikum, dll. Dalam perencanaan ke depan akan dilakukan perluasan kampus di lokasi yang sama untuk menunjang perkuliahan yang berkualitas.  ITAF juga menjalin kerjasama dengan UNDANA dan instansi teknik terkait di NTT dan luar NTT untuk pengembangan ilmu, dan juga mendukung pembelajaran yang semakin bermutu demi menyiapkan lulusan sarjana yang siap bersaing di dunia kerja.

Selanjutnya dijelaskan bahwa, meskipun ITAF adalah kampus teknologi, namun biaya perkuliahan di ITAF didesain dengan memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat NTT. ITAF tidak mengenakan biaya pendaftaran masuk, biaya SKS dan biaya Mata Kuliah.  Biaya kuliah tiap semester maksimal Rp. 2,4 juta per-mahasiswa per-semester, jika membayar penuh, dengan opsi beasiswa  bagi keluarga mahasiswa yang kurang mampu secara eknomi dan juga bisa dibayar secara mencicil sehingga bisa meringankan beban keluarga.

Pada tahun akademik 2021/2022, pihaknya bersama yayasan telah mengatur bahwa semua mahasiswa yang masuk akan mendapatkan beasiswa dari yayasan sebagai kepedulian terhadap kondisi kesulitan ekonomi masyarakat NTT saat ini di tengah pendemi covid 19 yang berdampak pada banyak aspek pada masyarakat. Untuk itu biaya kuliah akan menjadi Rp. 1,9 juta/mahasiswa/semester bagi yang mendapat keringanan biaya kuliah 25%, Rp. 1,4 juta bagi yang mendapat keringanan 50%, Rp. 900 ribu bagi yang mendapat keringanan 75%, dan sampai beasiswa 100% jika calon mahasiswa tersebut punya komitmen kuliah dan berprestasi di SMA/SMK namun terkendala masalah ekonomi.

Ditambahkan bahwa, dibandingkan program studi teknik lainnya di NTT ataupun di luar NTT, biaya kuliah di ITAF relatif lebih rendah, namun tidak mengurangi mutu dan komitmen dalam perkuliahan.  Mengenai hal ini, Pembina Yayasan YPFF, Drs. Alberth E. Foenay menampik pernyataan miring bahwa perguruan tinggi ini cenderung akan mengkomersialkan dirinya untuk mencari keuntungan semata.

namun bagi saya secara pribadi, saya berkomitmen  terhadap daerah NTT tercinta ini. daerah tempat saya telah mengabdi selama puluhan tahun sebagai ASN, dan kali ini memangggil saya untuk berkontribusi di dunia pendidikan, karena itu apapun akan saya lakukan tanpa menghitung untung rugi, demi NTT yang semakin baik”. Tandasnya. (seb/jm/tim)

 




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *